Setasiun Kereta Api sebuah karya Arsitektur
Setasiun kereta api berfungsi sebagai tempat pemberhentian kereta api atau terminal, sehingga didalamnya sangat banyak aktifitas yang terjadi. Lalu lintas manusia, barang, dan layanan jasa yang lainya terjadi didalamnya.
Keberadaan setasiun kereta api sangat diperlukan sekali dalan pengelolaan jasa layanan transportasi ini. Sebagai alat transportasi lokal yang menghubungkan antar kota, hubungan regional dapat terjalin dengan mudah. Setasiun kereta api mempunyai keunikan tersendiri dalam sebuah karya arsitektur. Setasiun kereta api menyajikan tantangan ganjil terhadap bidang arsitektur, terjadi cukup banyak kesempatan untuk membicarakan persimpangan antara bangunan utama dengan bangsal kereta api. Seni tidak memiliki progres yang cepat sebagai barang industri. Hasilnya bisa dilihat bahwa mayoritas gedung-gedung untuk pelayanan trnsportasi kereta api pada bentuk dan pengaturannya. Beberapa setasiun kereta api tampak diatur rapi, tetapi tetap memiliki sebagai bangunan industri atau bangunan temporer (sementara) dibandingkan dengan bangunan untuk pelayanan masyarakat lainnya.
Ekspresi arsitektur setasiun kereta api sebagai bangunan transportasi sangat kental sekali, memudahkan orang umum menandakan keberadaannya. Setasiun kereta api berfungsi juga sebagi gerbang kota atau main enterance, setiap kali orang datang ke sebuah kota dengan layanan jasa transportsai kereta api, kesan pertama yang dapat ditangkap adalah dari keberadaan setasiun yang ada. Sebagai pintu masuk atau gerbang kota yang ada di pusat kota tentu saja keberadaan setasiun kereta sangat diperhitungkan, hal ini dapat diwakili dengan arsitektural dari bangunan tersebut.
Dalam sebuah kota setasiun kereta api dapat atau sering dijadikan sebuah landmark kota. Kehadirannya menjadi penting dalam sebuah komunitas perkotaan. Kemegahan dan nilai historis yang terkandung didalam bangunan tersebut menjadikan setasiun kereta api sebuah karya arsitektur yang menawan.